sejahat itukah sampai kau bunuh diri ini? kenapa mesti kau bunuh karakter, potensi, dan pribadiku.
banyak yang berubah, diri ini bukan lagi sosok pemaaf, bukan lagi orang yang begitu cuek dengan sindiran2 orang, sama skali bukan orang yang mampu tertawa disaat hati ini hancur. sekarang candaan orang2 pun dapat berubah jadi sakit yang jadi duri dalam dagingku. duniaku yang hari2nya ceria kini setengahnya palsu karna sakit yang kau tinggalkan...
kau yang lebih dulu menyakitiq, memaksaku hidup dalam perihku nyaris setahun lamanya. dan dikala ku mulai melupakan semuanya kau malah meggoreskan luka baru diatas lukaku yang baru saja hendak mengering. dunia seakan terbalik. kini aku rasa bagaimana rasanya jadi kau. dan kau rasa bagaimana rasanya jadi aku. tapi haruskah kau rebut semua yang aku sayangi disalah satu duniaku? kau bunuh diri ini. sakiti terlalu dalam.
sedari jauh aku mungkin dapat berucap sudahlah, tapi melihta tawamu luka ini seakan kau siram asamnya cuka dari legak tawamu itu. sakit. perih. dan ini menyiksaku, sedang kau terus tertawa dalam keberhasilanmu. aku tak bisa apa2. bukan tak mampu membalasmu, tapi itu hanya suatu kesalahan yang pasti harus ku tuai beratuskali lebih perih kelak. aku hanya terdiam. menikmati kekalahanku, bukan atas dirimu. tetapi diriku sendiri. yang tak mampu menglahkan egoku untuk mengeluarkan sendri racun di kenyataan pahit ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment Please